PENGHAYATAN LAKON : EMOSI DALAM
LAKONAN
Salam
khalayak… Pada 18 hingga 20 Oktober 2013 bertempat di Asrama Kinabalu, Kompleks
Sukan Likas, Kota Kinabalu. Kami 2 orang guru telah membawa sejumlah 9 orang
pelajar untuk mengikuti Kem Kelab Pencinta Filem Zon Sabah yang dianjurkan oleh
FINAS dan di Fasilitatorkan oleh 2 orang pengiat seni sederhana tersohor iaitu
Pn Juhara Ayub dan En Rosman ??.
Waaaaaa…. Macam nak buat Karangan lah
pulok..
Okla…sedang2 Pn Juhara dan En Rusman dan En Syazli (FINAS)… Maka adalah sikit refreshing Knowledge or flash back yang dapat
aku tulis dan kongsi bersama pada ketika ini… That about EMOTION THROUGH
ACTING.
EMOTION IN ACTING by me
Meletakkan emosi dalam lakonan adalah satu
kemestian bagi memperlihatkan suatu persembahan yang diyakini. Kita
memanggilnya PENGHAYATAN. Tetapi cuma sebahagian daripada instrument
penghayatan.
Emosi ialah ekspresi
(memberi/menyata/mempersembah) lakon menerusi (sign and symbol). How?
-“We
as a actor or character, taking a momentum or react from our versus sparing
character, then give back our reacting momentum with energetic punch line or
point of attack”.-
Bermakna… kita sebagai actor atau watak,
menerima momentum tumbukan isi dialog daripada watak yang kita lawan berdialog,
kemudian memberikan reaksi kepada isi dialognya dengan menyatakan reaksi kita
melalui ekspresi emosi.
So
how I can do it?
Menyatakan emosi adalah melalui gabungan 2
atau lebih sign atau simbolik atau instrumen seperti:
1. Vokal (suara)
a)
Rhythm (rentak/kelajuan
lontaran dialog)
b)
Momentum / energy
(Kekuatan/kelantangan lontaran dialog)
c)
Point of attack / Punch line (
Penekanan kepada satu atau dua atau tiga perkataan dalam satu set dialog atau
ayat )
2.
Breathing / Pernafasan
(kekuatan / perlahan hembusan nafas di hidung dan ombak pada dada)
3. Mime (mimik muka /kerutan
dahi/gerakan tulang rahang/ kembang kuncup hidung/jelingan /renungan dsbg about
face)
3. Eye contact / Focus ( kedudukan
pandangan mata/ kedalaman renungan mata/ keterikatan kepada satu objek pandang
/ lapisan pandangan / pandangan di hadapan tetapi sedang memandang atau memikir
subjek lain)
4. Gesture / gestura ( gerakan
satu bahagian badan / mini gesture / kebiasaan gerakan kecil bahagian badan /
kenan / balancing / pose)
5. Movement / Pergerakan
(kekuatan/kelajuan pergerakan spt berjalan,berlari, melompat, menari, menyepak,
berenang dsbg etc)
Apabila sudah mensebatikan / menyebatikan
dialog dengan instrument sign or symbol, adalah menjadi suatu kemestian untuk watak
atau actor untuk mengawal tenaga yang harus disuntik kedalam setiap instrument
tersebut. Maka lontaran dialog mengikut system :
1. 1 perkataan (dari dialog)
diikuti instrument sign atau sebaliknya
2. Sebahagian dialog diikuti
instrument sign atau sebaliknya
3. Keseluruhan dialog diikuti
instrument sign atau sebaliknya
Jadi makanya… bila nak emosi itu datang
kepada actor atau watak ? emotion come
before dialouge or between dialouge or after dialogue? – using improvise or
adlib or sub text? . What
about mood? …
Actually,
emotion will come when we have a strong character with a tough dialogue in a
set of scripting. There a director job to push out an emotion from a scene not
just from actor but through adding some performance instrument such as level in
staging and position (blocking), synchronization, scenography, lighting effect,
sound effect, make up, costume and story climax to build up a tough scene to push up a very
believing strongest character and story.
Event
though the actor still gonna follow director directions but, actor, must be
acting by himself, so the mood must come from internal cause. It is from
Emotion. Emotion can be create from two source (C.Stanislavsky method is 4/Inner
truth, memory recall,etc). First creating an emotion by imagine that u are the
character and u are in there. This is for actor who never been at this
situation. Second is the emotion will come own by himself because actor had
been in that situation.
How
powerfull or energetic EMOTION will be?will it come…? Will it be….?
The
well trained actor can apply the right emotion at the right situation or
dialogue. But it must came from a
momentum of a character sparing (other
character) for duo or group plays. But For monodramas (single actor in a row)
the momentum is from, otherwise he/she dialogue before or imagined situation
before.
So
the conclusions are, that EMOTIONS can be done from,
1. Creating the situations
2..Memory from the actor past
3.Other stage element
(physical element like a lighting/sound/sets etc)
Peringatan : TIDAK SEMESTINYA….EMOSI?
Sedih tak semestinya menangis.
Marah tak semestinya menjerit
Dendam tak semestinya
bunuh/balas
Gembira tak semestinya ketawa
Hantu tak semestinya menakutkan
Yang menakutkan tidak
semestinya hantu
Pembunuh tak semestinya jahat
Orang kaya tak semestinya mati
sakit jantung
Orang gila tak semestinya
kelihatan gila
Lontaran Emosi tak semestinya
dengan percakapan
Hero/heroin tak semestinya
handsome/lawa
Penagih tak semestinya comot
etc….
Ok that’s all from me yg tak seberapa
pandai… hope u understand.. if not just email me…
Thanks
pelayar________________________________________________________
Tiada ulasan:
Catat Ulasan